Buletin At-Tauhid edisi 3 Tahun XI
Abu Bakar, sosok yang sudah tidak asing lagi bagi kaum muslimin. Sahabat terbaik Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang namanya harum dibalut keutamaan dan keteladanan. Mari kita mengenal sosok yang menjadi pewaris kepemimpinan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ini lebih dekat lagi dan tentunya agar kita bisa meneladani beliau radhiyallahu ’anhu.
Biografi Abu Bakar
Nama lengkap beliau adalah ‘Abdullah bin ‘Utsman bin ‘Amir bin ‘Amr bin Ka’ab bin Sa’ad bin Taim bin Murrah bin Ka’ab bin Lu-ay At Taimy Al Qurasy. Pada masa jahiliyah, dahulu beliau bernama ‘Abdul Ka’bah, kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menggantinya dengan ‘Abdullah.
Beliau memiliki kunyah Abu Bakar, ada yang mengatakan dikarenakan bersegeranya dalam masuk Islam. Beliau juga diberi gelar Ash Shiddiq karena pembenarannya terhadap apapun yang diberitakan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Gelar Al ‘Atiq juga disematkan kepada beliau karena ketampanan wajahnya. Pendapat yang lain mengatakan karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan kabar gembira berupa terbebasnya beliau dari api neraka. Dari ‘Aisyah radhiyallahu ’anha beliau berkata, “Suatu ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya berada disekitar ka’bah. Ketika Abu Bakar datang, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan, ‘Siapa yang ingin melihat orang yang terbebas dari api neraka, maka hendaknya ia melihat Abu Bakar’”.
Ciri Fisik
Beliau radhiyallahu ’anhu berkulit putih, berbadan kurus, hanya terdapat sedikit rambut di pipinya, cekung bola matanya (masuk ke dalam), menonjol dahinya, keriting rambutnya. Beliau terbiasa mewarnai rambutnya yang telah beruban dengan warna yang kemerah-merahan dan kebiru-biruan.
Sifat luhur Abu Bakar
Abu Bakar radhiyallahu ’anhu tumbuh dengan akhlak yang mulia, perilaku yang terpuji, dan pribadi yang luhur. Beliau adalah pedagang dan termasuk pembesar dan penasehat kaum Quraisy. Beliau juga dicintai oleh kaumnya dan akrab dengan mereka.
Tidak terdapat berita yang mengabarkan bahwasanya beliau radhiyallahu ’anhu menyembah berhala dan meminum khamr pada masa jahiliyyah. Hal ini disebabkan karena baiknya fitrahnya dan bagusnya kualitas akalnya. Beliau terkenal dengan sifat tawadhu’, zuhud, dan meneladani Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Hingga ketika beliau dipuji, beliau berdo’a,
Allāhumma anta a’lamu bii minnafsii wa ana a’lamu binafsii minhum, allāhumma-j’alnii khoiron mimmaa yazhunnuun waghfirlii maa laa ya’lamuun
Yang artinya, “Ya Allah engkau lebih tahu tentang diriku daripada aku, dan aku lebih tahu tentang diriku daripada mereka, Ya Allah jadikanlah aku lebih baik dari apa yang mereka sangka, ampunilah aku dari apa yang mereka tidak ketahui dan jangan siksa aku atas (pujian) yang mereka katakan.” (Al Ishabah, 2/335)
Abu Bakar radhiyallahu ’anhu adalah orang yang pertama masuk Islam dari kalangan lak-laki dewasa. Tidak ada yang menunjukkan sempurnanya keimanan Abu Bakar radhiyallahu ’anhu kecuali karena bersegeranya dalam membenarkan apa yang diberitakan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika peristiwa Isra Mi’raj. Dimana pada saat itu kaum Quraisy mendustakannya dan banyak dari kaum muslimin yang murtad tidak mempercayai berita tersebut. Akan tetapi Abu Bakar radhiyallahu ’anhu membenarkan peristiwa Isra Mi’raj.
Keutamaan Abu Bakar radhiyallahu ’anhu
Kaum muslimin ahlus sunnah wal jama’ah bersepakat bahwasanya Abu Bakar radhiyallahu ’anhu adalah manusia paling mulia pada umat Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam setelah Nabinya. Meskipun sangat singkat, berikut adalah keutaman-keutamaan yang dimiliki Abu Bakar radhiyallahu ’anhu :
Pertama, Abu Bakar radhiyallahu ’anhu merupakan sahabat yang paling sering menemani Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau menemani Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika berada di gua tsur dalam perjalanan hijrah ke madinah.
Kedua, Abu Bakar radhiyallahu ’anhu memiliki peran yang besar dalam berinfaq di jalan Allah Ta’ala. Beberapa budak yang beliau merdekakan adalah Bilal bin Robah, ‘Amir bin Fuhair, dan yang lainnya. Ketika berhijrah beliau menawarkan kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk menggunakan seluruh hartanya. Beliau juga meninfakkan hartanya (secara rutin) kepada para fakir miskin muslim yang ada di Madinah seperti Misthoh bin Atsatsah dan selainnya.
Ketiga, peran Abu Bakar radhiyallahu ’anhu dalam jihad (berperang) di jalan Allah. Beliau mengikuti seluruh peperangan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Juga ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam diganggu oleh kaum kafir Quraisy di Makkah, Abu Bakar-lah yang membelanya. Beliau termasuk (diantara yang sedikit) yang terus menemani dan melindungi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam saat perang Hunain dimana saat itu banyak diantara kaum muslimin lari dari peperangan.
Keempat, kesungguhan Abu Bakar radhiyallahu ’anhu dalam menyebarkan Islam. Beberapa sahabat yang masuk Islam melalui perantara Abu Bakar adalah ‘Utsman bin ‘Affan, Zubair bin ‘Awwam, ‘Abdurrahman bin ‘Auf, Sa’id bin Abi Waqqosh, Tholhah bin ‘Ubaidillah dan yang lainnya radhiyallahu ’anhum ajma’in. Jasa beliau dalam Islam yang lain adalah pengumpulan Al Qur’an dan kegigihan beliau dalam menghadapi gerakan murtad setelah wafatnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dan tentu masih banyak lagi yang lain.
Kelima, berikut dua hadits yang menunjukkan keutamaan Abu Bakar radhiyallahu ’anhu.
Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya tentang manusia yang paling dicintai dari kalangan laki-laki, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab Abu Bakar. (HR Bukhari dan Muslim)
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda, “Apabila aku diperbolehkan mengambil kekasih dari umatku maka aku akan memilih Abu Bakar sebagai kekasih, akan tetapi dia adalah saudaraku (se-Islam) dan sahabatku.” (HR. Bukhari)
Keteladanan Abu Bakar radhiyallahu ’anhu
Kedermawanan Abu Bakar
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan para shahabatnya untuk bersedekah, maka mereka pun melaksanakannya”. Suatu hari, ‘Umar berkata: ‘Semoga hari ini aku bisa mengalahkan Abu Bakar’. Aku pun membawa setengah dari seluruh hartaku. Sampai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya, “Wahai Umar, apa yang kau sisakan untuk keluargamu?”. Kujawab, ‘Semisal dengan ini’. Lalu Abu Bakar datang membawa seluruh hartanya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu bertanya, “Wahai Abu Bakar, apa yang kau sisakan untuk keluargamu?”. Abu Bakar menjawab, “Ku tinggalkan bagi mereka, Allah dan Rasul-Nya”. ‘Umar berkata, “Demi Allah, aku tidak akan bisa mengalahkan Abu Bakar selamanya’” (HR. Tirmidzi)
Semangat Abu Bakar dalam beribadah dan beramal shalih
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Siapa yang hari ini berpuasa?” Abu Bakar menjawab, ‘Saya’”
“Siapa yang hari ini ikut mengantar jenazah?” Abu Bakar menjawab, ‘Saya’”
“Siapa yang hari ini memberi makan orang miskin?” Abu Bakar menjawab, ‘Saya’”
“Siapa yang hari ini menjenguk orang sakit?” Abu Bakar menjawab, ‘Saya’”
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu bersabda, “Tidaklah semua ini dilakukan oleh seseorang kecuali dia akan masuk surga” (HR. Muslim)
Sikap Abu Bakar menjaga diri dari hal yang samar
‘Aisyah radhiyallahu ’anha berkata, “Abu Bakar Ash Shiddiq memiliki budak laki-laki yang senantiasa mengeluarkan kharraj (setoran untuk majikan) padanya. Abu Bakar biasa makan dari kharraj itu. Pada suatu hari ia datang dengan sesuatu, yang akhirnya Abu Bakar makan darinya. Tiba-tiba sang budak berkata, ‘Apakah anda tahu dari mana makanan ini?’. Abu Bakar bertanya, ‘Dari mana?’ Ia menjawab, ‘Dulu pada masa jahiliyah aku pernah menjadi dukun yang menyembuhkan orang. Padahal aku tidak pandai berdukun, namun aku hanya menipunya. Lalu si pasien itu menemuiku dan memberi imbalan buatku. Nah, yang anda makan saat ini adalah hasil dari upah itu’. Akhirnya Abu Bakar memasukkan tangannya ke dalam mulutnya hingga memuntahkan semua yang ia makan” (HR. Bukhari)
Demikianlah sekilas tentang Abu Bakar Ash Shiddiq radhiyallahu ’anhu. Semoga Allah Ta’ala memberi taufik kepada kita untuk mencintai beliau, meneladani beliau, dan mengumpulkan kita bersama beliau di surga-Nya kelak sebagaimana sabda Rasulullah, “Seseorng bersama dengan orang yang dicintainya” (HR. Bukhari dan Muslim)
Disarikan dari kitab Al Khulafa Ar Rasyidun
Penulis : Muhammad Oksa, S.Si (Ketua Pelaksana Radio Muslim)
Muroja’ah : Ustadz Abu Salman, B.I.S